Wednesday, December 29, 2004

Gempa & Tsunami

Persis setahun setelah gempa mengguncang Bam, Iran dengan kekuatan 6,6 pada skala Richter, giliran Sumatra diguncang gempa berkekuatan 9.0 pada skala Richter. Gempa ini merupakan gempa ke empat terbesar dalam 100 tahun terakhir di dunia, hanya di bawah gempa tahun 1960 di Chile, tahun 1964 serta tahun 1957 di Alaska.

Menurut kabar terakhir, total korban yang sudah dipastikan tewas saat ini di negara² yang terkena musibah mencapai sekitar 60000 jiwa serta jutaan orang yang harus mengungsi. Sudah tiga hari ini isi berita tidak luput dari gempa dan tsunami ini. Biarpun negara terdera tsunami adalah negara disekitar Samudra India, tsunami kali ini juga memakan banyak korban dari negara2 Eropa yang sedang berada disana dalam rangka liburan.

Sayangnya kabar dari tanah air justru agak simpang siur. Contohnya menurut Badan Meteorologi dan Geofisika Indonesia kekuatan gempa tanggal 26 Desember lalu itu hanya sekitar 7,5 pada skala Richter, sementara menurut U.S. Geological Survey kekuatannya 9.0! Koq bisa ya? Apa perangkat yang di Amerika lebih sensitif, sampai segitu jauhnya bisa mencatat lebih tinggi?

Jumlah korban di Indonesia juga sulit diketahui, sejak 30 tahun terakhir ini Aceh boleh dibilang tertutup bagi jurnalis asing. Selain itu hubungan komunikasi dengan daerah terkena musibah juga masih sulit. Menurut BBC, korban di Indonesia ditaksir sekitar 45000 jiwa saat ini. Tentunya jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan waktu dan informasi yang masuk.

Selama mencari² berita tentang musibah ini, aku baru tahu bahwa di Samudra India hampir tidak pernah terjadi tsunami, sehingga boleh dibilang tidak ada tsunami sensor. Lain halnya dengan di Samudra Pasifik yang memiliki banyak sensor. Selain karena 90% tsunami terjadi di wilayah ini, Jepang, Amerika dan Australia, yang jauh lebih kaya dari negara² yang saat ini mengalami musibah, memiliki sensor di dasar laut untuk mencatat perubahan arus air, sehingga bila diduga akan terjadi tsunami maka rakyatnya dapat segera diberi peringatan melalui televisi dalam waktu 10 menit. Jaringan sensor ini memang membutuhkan investasi yang besar baik untuk infrastruktur maupun training manusianya dan komitmen tinggi untuk dapat melakukan monitoring 24 jam per hari dengan jaringan komunikasi yang baik antar pengguna.

Yang membuat sedih, kabarnya tahun lalu sempat dibahas untuk membuat jaringan deteksi dini (tsunami) di Samudra India, tapi kemudian dipetieskan karena biayanya yang katanya minimal $250 ribu setahun per pelampung suar (buoy) itu terlalu mahal dan amat jarang terjadi tsunami di wilayah itu. Padahal, korban manusia tak bisa dihitung dengan uang! Bayangkan, seandainya sensor itu ada, apakah sebagian dari mereka dapat tertolong? Apakah mereka dapat bergegas mencari perlindungan?

Bukan apa², letak episentrum gempa ini hanya 250 km dari Banda Aceh, sementara kecepatan tsunami bisa sampai 800km per jam. Pasti tsunami itu sampai tepi pantai Aceh, Nias, dan Sumut dalam hitungan menit. Tapi mungkin, paling tidak korbannya tidak sebanyak sekarang, apalagi mereka yang di negara lain yang kedatangan tsunami di pantainya masih dalam hitungan jam seperti Srilanka dan Somalia.

Masih tentang sensor tsunami, menurut Reuter, sebenarnya Pacific Tsunami Warning Center mendeteksi adanya gempa di lepas laut Sumatra dan adanya kemungkinan terjadi tsunami. Hanya saja, mereka kesulitan menghubungi negara² yang terkena karena tidak adanya jaringan untuk itu. Sebenarnya Indonesia dan Thailand termasuk jaringan deteksi tsunami di Samudra Pasifik yang menerima peringatan itu, hanya saja tampaknya informasi tersebut tidak sampai ke masyarakat yang membutuhkannya pada saat itu. Selain itu terbetik berita bahwa pemerintah Thailand ragu² menyebarkan berita itu karena Phuket merupakan daerah turis, mereka takut berita itu hanya menimbulkan ketakutan di kalangan turis seandainya tsunami itu tidak sampai ke Thailand.

Tapi sebenarnya untuk mengurangi korban jiwa, tidak perlu investasi yang besar untuk melatih warga menghadapi bahaya gempa. Rasanya, selama saya berada di Indonesia tidak pernah ada latihan menghadapi gempa, atau kebakaran. Latihan ini adalah sesuatu yang sebetulnya amat penting mengingat Indonesia berada di atas 'ring of fire' jaringan vulkan dan dekat sekali dengan beberapa pertemuan lempengan bumi yang tentunya menyebabkan rawan gempa.

Padahal, misalnya, bila masyarakat pesisir dilatih rutin sejak kecil untuk pergi ke pedalaman bila terjadi gempa, tentu mereka lebih sigap dan tidak terlalu panik bila terjadi hal seperti hari Minggu lalu. Karena menurut Waverly Person dari U.S. Geological Survey's National Earthquake Information Center biasanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit sampai 1 jam untuk sampai terjadi tsunami, bukan tidak mungkin dalam rentang waktu yang sama (sebagian) masyarakat dapat menyelamatkan diri dengan masuk ke pedalaman yang lebih aman.

Ah, rasanya sulit tidak berpikir 'andaikan...', 'bila saja...', 'mungkinkah...'; segala kemungkinan yang secara retrospektif terpikirkan. Sekarang yang harus dipikirkan bagaimana membantu mereka yang masih hidup di tempat musibah. Kabarnya mereka amat kekurangan makanan dan minuman serta obat²an. Baik tanah maupun air telah terkontaminasi, sehingga mungkin alat atau obat purifikasi air juga diperlukan untuk mengurangi bahaya epidemi.

Berikut daftar tempat menyalurkan bantuan di tanah air:
POSKO Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pelayanan Pengungsi (BAKORNAS PBP)
Jl. Ir. H. Juanda No. 36
Jakarta Pusat
Telepon 3458400 ext. 218/219
Fax/tel 345 8500

POSKO Satuan Koordinasi dan Pelaksanaan PBP Propinsi Sumatra Utara
Tel. 061-77814162
Fax 061 788 1444

POSKO SATKORLAK PBP Propinsi Nangroe Aceh Darussalam
Tel. 0868 12128649, 0868 121 286 45 (telepon satelit)

WALHI Sumatra Utara
Jl. Air Bersih No 79 Medan Sumatra Utara
Kontak : Herwin Nasution; 0811657517,
Tlp kantor : (061) 7869061/77804071
Fax : (061) 7869061
No.Rek. 006.0015.9697.001, Bank BNI Cabang Jl. Pemuda Medan
An. Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara

Eksekutif Nasional WALHI
Jl. Tegal Parang Utara No 14
Mampang Prapatan Jakarta Selatan
79193363, 08159448017, 08154036028
No. Rek. 039.01.01825.009, Bank Niaga Cab. Jakarta Design Centre
An. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (KESLING)

Kontras
Jl. Borubudur No 14 Menteng Jakarta pusat
Kontak 0811812149, 08129437339
No. Rek 2-072-267-196, Bank BII Cabang Proklamasi
An. Kontras

Aceh kita
Jl. Bojonegoro No 16 Menteng Jakarta Pusat
081511222551, 0818944726
No. Rek. 0206-01-017649-50-8, Bank BRI KCK Sudirman Jakarta
An.Teuku Zulkarnaen dan Ahmad Mauladi

Aceh Working Group (AWG)
Jl. Diponegoro No.9 Menteng Jakarta Pusat
0811177982

Posko Mencari Informasi Keluarga:
Media Center Puspen TNI
021 - 84595575 dan 84595576

Posko Bantuan Angkut Sosial
Mabes TNI
Lanud Halim Perdanakusuma
021 - 8019035

Media Center Satgas Info TNI - Lhok Seumawe
0645 - 630935 dan 630525

Saturday, December 25, 2004

Weird conversation #2

I just met this girl for two flitting moments before when we had this conversation while I was making meat balls for dinner

-how's your study?
+While taking her pizza out of the oven she answered lightly: Oh, I just quit. I did hairdressing training but I decided to stop and work for a year. Then I'm going to train to work at the funeral home
-I stopped mixing my meat with bread crumbs: What?
+Smiling and cutting her pizza: to work at the funeral home
-Continuing mixing my meat with an egg : well, that's not something you hear everyday. May I ask why?

+I know, that's what my mom said when I told her about my plan. It's not like I like seeing dead bodies. I want to help people with their grief. To make the transition easier for them by giving a good funeral for their love one. To fulfill one's last wish.
-That's very noble of you

She smiled and left to eat her cheese and salami Pizza with her bf.
I started frying my meat balls and wondering how I didn't fulfill my grandfather's last will. It saddened me...

Friday, December 24, 2004

Weird conversation #1

In the air, in side a 747 Jet from Germany, sat an elderly Indonesian lady next to a girl

+So, Going back home from a vacation?
-Oh, I just finished my exam and am going for a vacation.
+I see, you are studying where?
-In the Netherlands
+Oh, you didn't pass the state Exam for Indonesian Public Universities
-Actually, I studied at *K*I for a while.
+In a pathetic attempt to save her sorry a**e: Oh, usually those who study abroad didn't pass The Exam.

Monday, December 20, 2004

@

at

Rasanya tanda ini familiar bagi setiap orang masa kini. Hampir tiap hari kita bertemu dengan @. Memang ketenarannya naik sejak adanya internet, tapi penggunaannya sebenarnya sudah sejak ratusan tahun yang lalu.

Profesor Stabile dari La Sapienza University di Italia menemukan dokumen dari tahun 1536 yang manggunakan tanda @, amphora dalam bahasa Italinya yang berarti kendi, saat menunjukkan jumlah. Amphora sendiri merupakan kendi anggur atau gandum. Penggunaannya hampir sama dengan penggunaan masa kini saat kita menunjukkan harga per satuan dalam perdagangan, misalnya 2 kambing @ Rp. 300.000,-

Simbol ini juga sudah menjadi bagian dari tombol standard di mesin ketik sejak tahun 1880-an. Begitu juga dalam keyboard QWERTY, atau QWERTZ di bahasa Jerman, sejak tahun 1940.

Tapi, kebekenannya tidak tertandingi sejak Ray Tomlinson memutuskan menggunakan symbol ini saat mengirim pesan elektronik pertama tahun 1972. Tomlinson saat itu bekerja di Bolt, Beranek, and Newman yang memiliki kontrak dengan ARPANET, cikal bakal internet yang kita kenal sekarang ini. Mereka² ini boleh dibilang menciptakan email. Nah, untuk menghindari pesan sampai ke orang yang salah, dibutuhkan alamat yang jelas, maka Tomlinson menggunakan simbol @ yang dibaca 'at' untuk menunjukkan si A di X dengan alamat A@X. The rest is history.

Sekarang, pengguna internet di seluruh dunia tau bila melihat @ artinya 'di', tapi tiap bahasa rupanya mempunyai sebutan tersendiri atas simbol @ ini. Biarpun dalam bahasa Inggris nama resminya amphora, tapi at-sign lebih beken, hal ini juga terjadi di Jerman dengan at-Zeichen, di Jepang dengan atto maaku serta dalam bahasa Arab fi. Dalam bahasa Spanyol & Portugis dikenal dengan kendi arroba, begitu juga di Prancis dengan arobase, walau ada juga yg menyebutnya escargot alias keong. Sebutan keong juga muncul dalam bahasa Korea dalphaengi, bahasa Itali chiocciola, juga dalam bahasa Hebrew (Yahudi) shablul.

Rupanya simbol ini mengingatkan orang akan ekor binatang, coba saja di Finland dikenal sebagai ekor kucing kissanhäntä, sementara di Norwegia dan Denmark disebut grisehale alias ekor babi. Dalam bahasa Belanda apestaartje dan bahasa Afrikan aapstert berarti ekor monyet.

Di Russia dikenal sebagai anjing kecil sobachka, sementara di Polandia dikenal sebagai kucing kecil, kotek. Dalam bahasa Mandarin, xiao lao-shu berarti tikus kecil, padahal kalau di Swedia disebut snabel-a, alias belalai gajah!

Rupanya simbol ini ngga hanya mengingatkan pada binatang, di Checko disebut zavinac yang artinya 'rollmop' (gulungan kain pel?). Sebagian pengguna bahasa hebrew menyebutnya shtrudl ,strudel kue khas dari Wina sementara di Swedia juga dikenal sebagai kanelbulle, roti kayu manis yang bentuknya mirip simbol @ ini.

Lucu ya, simbol sederhana bisa menimbulkan arti amat berbeda tergantung budayanya. Dalam bahasa Indonesia namanya apa ya? Konde? Huahahahaha...

Saturday, December 18, 2004

Bendera

Ilmu membahas bendera namanya dalam bahasa Inggris: vexillology dari kata latin vexillum yang artinya bendera (yang jaman dulu dipakai cavaleri Romawi). Biasanya yang kita tau kan cerita dibalik bendera suatu bangsa, seperti belum lama ini usaha Amerika mengganti bendera Irak yang praktis ditolak oleh rakyat Irak sendiri. Tapi, pernah kepikiran ngga sih cerita dibalik bendera yang ada di dunia selain bendera negara²?

Olympic Flag

Ambil contoh bendera Olympiade, benderanya kan terdiri dari lima lingkaran yang saling bertaut berwarna: Biru, Kuning, Hitam, Hijau, dan Merah, dengan posisi lingkaran Biru paling dekat dengan tiang. Bendera yang di design oleh Coubertin tahun 1914 ini menggambarkan lima bagian dari dunia. Sampai sekarang aku ngga ngerti kenapa biru dan hijau dipilih mewakili benua (?), in my mind, kuning mewakili asia, hitam mewakili Afrika dan merah mewakili Amerika, tapi hijau dan biru? Apa hijau mewakili Eropa dan Biru mewakili Antartika? Atau ada arti lain? Aku koq masih belum ketemu ya arti per warnanya apa.

Lain lagi cerita tentang bendera Uni Eropa yang dasarnya biru tua dengan dua belas bintang keemasan. Bendera yang didesign oleh seniman Strasbourg bernama Arsene Heitz ini ternyata sudah dipakai lebih dulu sebagai bendera Council of Europe tahun 1955 dan baru diresmikan sebagai bendera Uni Eropa tahun 1986.

European Union Flag

Menurut legenda, bendera ini merupakan emblem yg mengglorifikasikan (is that a word?) Bunda Maria. Bahkan ada argumen ekstrem yang menyatakan Uni Eropa merupakan perwujudan dari apa yang tertulis dalam The Book of Revelation tentang kebangkitan Romawi. Heitz sendiri mengakui inspirasinya adalah penampakan Bunda Maria di Paris yang mewakili 'Immaculate Conception'.

Tidak seperti Star Spangled Banner yang jumlah bintangnya bertambah seiring dengan pertambahan negara bagian, setelah anggota Uni Eropa bertambah lagi dengan 25 negara pada tanggal 1 mei 2004, bendera Uni Eropa tetap menggunakan 12 bintang yang melambangkan kesempurnaan.

Sekitar tahun 2002 sempat tersiar berita adanya design alternatif bendera Uni Eropa yang didesign oleh arsitek Belanda Rem Koolhaas yang ngetop dengan design Casa da Musica di Porto, Portugal. Design bendera yang juga dikenal dengan nama barcode terdiri dari 45 garis vertikal menggunakan warna bendera ke 15 anggota UE. Kebayang ngga sih susahnya ngapalin warna bendera itu?

Beberapa bulan kemudian ada proporsal dari Nuno António Gai Ata yang menggunakan enam garis horisontal berwarna merah, oranye, hijau muda, hijau tua, ungu dan merah jambu sebagai bendera 'happy' Uni Eropa. Seandainya proporsal ini diterima, mungkin sulit dibedakan dari bendera Pelanginya Gay Movement!

Nah, Bendera Pelanginya Gay Movement rupanya juga sempat metamorfosa. Ketika pertama kali diperkenalkan ke publik tahun 1978 saat Gay Freedom Day Parade bendera yang di buat oleh Gilbert Baker ini memiliki delapan warna: hot pink yang melambangkan sex, merah untuk hidup, oranye untuk penyembuhan, kuning mewakili matahari, hijau untuk ketenangan, turkois untuk kesenian, indigo melambangkan harmoni, serta violet yg melambangkan 'spirit' alias semangat.

Rainbow Flag

Kemudian karena warna hot pink tidak bisa diproduksi sesuai jumlah kebutuhan, maka mulai beredar bendera dengan 7 warna. Akhirnya setelah menghilangkan juga warna indigo, diperoleh bendera seperti yang kita kenal sekarang ini.

Sekarang aku jadi mikir, kalau di Gay Games, benderanya seperti apa ya? Any ideas?

Thursday, December 16, 2004

Sepatu

Foot scan

Tadi siang ke JOC buat meriksa harus pakai sol pembantu (steunzool), katanya telapak kakiku ngga bakal bisa diperbaiki! Sol itu cuma bisa seperti namanya: membantu. Kirain meriksanya bakal lama, taunya cuma lima belas menit, seperti kata telefonisnya kemarin waktu bikin janji. Abis, biasanya kalau ke dokter baik huisarts (dokter keluarga) maupun ke dokter gigi, kata sekian lama, prakteknya bisa lebih lama.

Jadi dengan kaki telanjang dilihat posisi sedang berdiri, kemudian ditanya masalahnya apa aja. Kemudian aku musti berdiri diatas karet, rupanya kakiku sedang di scan, laku aku harus mondar mandir jalan sembari dilihat dan di scan. Katanya, beban dikakiku tidak normal, terlalu di belakang dan luar, jadi butuh steun sol itu tadi sehingga posisi mata kakiku pun lebih kuat, tidak seperti sekarang.

Dua minggu lagi aku harus kembali lengkap dengan membawa sepatu tap-ku untuk mengambil sol baru yang katanya bisa aku pakai disemua sepatuku.

Tap shoes
Nah, malam ini seperti biasa aku latihan tap. Tapi ada yang tidak biasa... aku terburu² karena telat, sehingga di lift aku ganti sepatu. Begitu sampai tingkat 5 (disini sih disebutnya tingkat 4 karena lantai dasar dihitung 0) aku langsung meraup semua bawaanku dan lari ke ruang tap, tanpa melihat kebelakang.

Setelah satu jam tapping, latihan selesai, tapi dimana sepatuku? Aku cari kemana² ngga ada! Aku ke bawah, ke tempat concierge, tukang jaga, berharap ada yang mengembalikan sepatuku seandainya tertinggal di lift. Tapi tidak ada. Tak, tuk, tak,tuk. Setengah lari aku kembali ke atas, ke ruang tap lagi, ngga ada sepatuku juga. Akhirnya aku kembali ke concierge. Masih ngga ada.

Duh, mau marah juga ngga bisa. Kemana ya sepatuku? Hampir aja aku pulang ke rumah dengan kendaraan umum bersepatu tap, untung ada teman sekelas yang berbaik hati mau mengantar dengan mobil. Phew! Jadinya sepatu tapku ngga ancur² amat.

Masih ngga habis pikir, dimana ya sepatuku?

Anak Berbakat

Sejak sekitar 4 tahun lalu, aku membantu mengurusi mailing list Indonesia tentang anak berbakat. Fokus kita terutama adalah anak berbakat yang bermasalah (gifted dyssynchrony), yang sering terjebak diagnosa seperti autisme yang sedang nge-trend di Indonesia. Alhasil, aku jadi suka ngintip mailing list lain.

Aku liat, ada benang merahnya dari setiap list Indonesia, kalau ngga di'jaga' dengan baik oleh moderator pasti aja jadinya seenaknya aja. Ada yang promosi jualannya, ada yang bolak balik tanya yang sama sampai semua bosen, ada yang curhat, ada yang cuma ngomel aja tanpa memberi jalan keluar. Kemudian, rupanya ada trend bila sudah mempunyai anak emailnya diakhiri dengan 'bundanya X' atau 'papanya Y'. Sebetulnya kalau dialamat emailnya ada nama aslinya sih ngga apa², tapi kalau ngga ada buatku rada mengganggu. Sopannya kan ada keterangan siapa pengirim, apa lagi kalau itu pertanyaan. Lain kalau ia anggota lama yang rajin posting, jadi semua tau email 123@123.com milik si Badu misalnya. Kadang aku jail, dan diakhir imel aku tulis 'kakaknya X' atau 'anaknya Y', boleh dong aku ikutan bangga:P

Mailinglist Anak Berbakat
biarpun sebetulnya terbuka untuk umum, baik orang tua, dokter, guru, psikolog, dan pemerhati tapi ada batasannya. Pertama, websitenya hanya untuk anggota, jadi kalau orang berusaha masuk yg didapat hanya tulisan ' list ini hanya untuk anggota'. Kedua, kalau mau ikut harus permisi dulu. Jadi sebetulnya biarpun masih single juga boleh ikut, asal ya itu tadi... permisi dulu. Tapi kadang kalau mereka yang sudah punya anak tapi anaknya mempunyai diagnosa yang tidak ada hubungannya, misalnya tuna grahita, ya juga kami tolak sih. Yang kayak gini kami
ngga ngerti, mendingan ke tempat lain yang lebih bisa membantu. Begitu juga orang tua yang ingin ikut agar anaknya menjadi anak berbakat, hal ini karena kami tidak percaya 'teori' anak berbakat hasil 'karbitan'. Itu lho... tau kan kalau ada yg bilang ikut les ini anaknya bisa jadi berbakat main biola misalnya, atau ikut terapi itu anaknya jadi berbakat karena otaknya seimbang, minum supplement itu jadi encer otaknya dan lain lain. Jadi konsenstrasi kami ke anak² yang 'dari sana'nya memang berbakat.

Kalau sudah jadi anggota, terus terang saja di list kami, peraturannya cukup keras. Tidak boleh berjualan termasuk promosi segala rupa seminar yang tidak kita dukung. Kami melakukan ini dengan sukarela, jadi tolong tidak mencari uang di list kami. Kemudian semua attachment harus melalui salah satu tim moderator dan semua attachment berbentuk Pdf karena tidak semua punya Microsoft Words versi yang sama, malah jangan² tidak semua punya Microsoft Words. Yang terakhir... kalau badung, silahkan pergi. Semua ini karena kami ngga punya waktu untuk memberi warning ke tiap anggota setiap kali ada pelanggaran. Lebih baik waktunya digunakan untuk mencari/menerjemahkan bacaan yang berguna, yang jelas sulit di peroleh ditanah air.

Setelah sekian tahun kasak kusuk ke berbagai rumah sakit dan universitas, berantem dengan dokter, orang tua, penjual terapi alternatif (AWAS! Mereka galak!), kemarin di list kami ada berita yang memberikan harapan. Minggu lalu ada Seminar "Autisme-Gifted-Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktifitas: Permasalahan dalam diagnosa dan Penanganannya" di Jogja, akhirnya Bagian Anak UGM mau turut serta bahu membahu bersama kami untuk mengusahakan diagnosa yang benar pada anak berbakat yang bermasalah. Bukan apa², biasanya orang hanya berpikir anak berbakat (gifted, hoogbegaafd) tidak ada masalah, enak punya anak berbakat yang pintar. Padahal makin tinggi IQ-nya, artinya semakin tinggi keberbakatannya biasanya masalahnya makin banyak, hanya tergantung anaknya bagaimana ia 'coping' dengan masalah. Sulitnya pada anak balita justru paling banyak masalah, sehingga banyak juga yang dikira berpenyakit ini itu, misalnya autisme. Selain itu anak pintar (smart) itu beda cara berpikirnya dengan anak berbakat (gifted). Yang enak tuh punya anak pintar, disuruh apa juga nurut, perkembangannya pun boleh dibilang mengikuti pakem; sementara anak berbakat cenderung sulit diatur karena semua harus diawali dari dirinya sendiri dan
bukan dari orang lain dengan perkembangan yang naik turun tidak seperti pakem. Yang jelas banyak orang tua yang pusing bagaimana menghadapinya.

Masih ngotot mau 'membuat' anak berbakat? Aku ngeliatnya tuh kayak komputer, tau kan GIGO, garbage in garbage out? Nah.. 'membuat' anak juga sama, kalau basisnya ngga bagus, sulit untuk mengharap hasilnya bisa seperti Einstein. Cari jodohnya yang 'berbakat' juga, lalu selama hamil dijaga baik makanan, psikologis sang ibu, juga fisiknya... Oya, kedua orang tua idealnya tidak merokok apa lagi menggunakan narkoba, mengurangi stress, dll. Nah kalau sudah, baru deh bisa mengharap anaknya berbakat. Itupun kalau yang Kuasa memberi.

Wednesday, December 15, 2004

Nan Madol

Nan Madol

Dari tadi aku lagi mikir nama tempat dimana scroll bible 'alternatif' yang ditemukan di Mesir. Tapi ngga tau kenapa yang ingat malah 'Nan Madol' yg lokasinya di Micronesia sana.. jauh banget ngga sih!

Biar takut air (laut) juga aku pengen banget kalau diijinkan ke Nan Madol, sama pengennya untuk ke Mesir untuk bercakap² dengan Sphinx.

Ceritanya, dua tempat itu sama² penuh misteri. Tergantung menurut sumber yang mana... ada yg bilang keduanya dibangun sekitar 4000 tahun yang lalu, tapi ada juga teori yg bilang dibangunnya 10500 tahun sebelum masehi!

Kalau Sphinx hampir semua orang di dunia tau itu apa. Tapi tidak demikian halnya dengan Nan Madol di Pasifik Barat. Di Kepulauan Micronesia sana, ada bagian yang bernama Pohnpei, bukan Pompeii lho, itu sih di Italia. Di Timurnya terletak Nan Madol yang merupakan kepulauan buatan lengkap dengan kanal² dangkal yang dihuni belut suci. Iya buatan, bukan pulau biasa yang timbul karena ada bagian kerak bumi yang mencuat dari dalam laut. Hebat ya?!

Kesembilan puluh dua bagian pulau buatan ini berada diatas laguna dan digunakan untuk upacara keagamaan jaman dulu dan juga untuk kuburan raja². Nan madol yang dibuat dari bongkahan batu berbentuk segi enam ini tidak dihuni manusia, hanya belut suci yang dapat ditemui. Bahkan penduduk sekitarnya masih tidak berani datang kesana setelah matahari terbenam karena tabu. Bahkan, kalau saya tidak salah ingat, kepercayaan mereka mengajarkan bahwa arwah orang meninggal tinggal di Nan Madol, dan belut² itu cikal bakal mereka.

Menurut Encyclopedia Britannica Nan Madol dibangun oleh dinasti Sau Deleur sekitar 2 milenium sebelum masehi. Tapi menurut ahli purbakala Bob Briar, (eh apa Graham Hancock ya?) diperkirakan Nan Madol dibangun tahun 10500 sebelum masehi. Hal ini berdasarkan letak rasi bintang yang diwakili oleh Nan Madol yang sayangnya sekarang aku lupa.

Menariknya, Piramid Giza di Mesir dikabarkan juga mewakili letak Orion pada kira² tahun yang sama. Begitu juga dengan Sphinx yang mewakili rasi Leo pada tahun 10500 tahun sebelum masehi.

Terlepas dari misteri ada apa pada tahun tersebut sampai manusia di belahan bumi yang berbeda punya niat membangun bangunan dan pulau untuk melukiskan rasi bintang, aku masih tidak habis pikir bagaimana mereka membangunnya.

Kalau Piramid kayaknya masih bisa dijelaskan, batu diambil di bagian tertentu mesir dan dibawa via sungai Nil, kemudian menggunakan kayu untuk mempermudah menaikkan dari kapal ke daratan dan ke posisi dalam bangunan. Walau aku masih ngga habis pikir berapa orang yang dibutuhkan dan berapa lama dilakukan untuk membangun ketiga Piramid.

Tapi Nan Madol lain, ia terletak di laguna, artinya di tengahnya air. Kemudian darimana mereka memperoleh sekian banyak bongkahan batu untuk menutup laguna menjadi 92 pulau? Terlebih, bagaimana caranya mereka membuat semua batu itu menjadi semacam balok persegi enam? Kebayang ngga sih repotnya dan beratnya menyusun 400000 (empat ratus ribu) bongkahan itu menjadi pulau dengan rapi ala log-cabin 10500 tahun sebelum masehi?

Dengan alasan itu semua, I'm willing to conquer my fear of sea. Soalnya ngga ada cara lain selain naik pesawat sampai Pohnpei, kemudian dilanjutkan dengan boat ke pulau terdekat dan dilanjutkan dengan sampan yang agak ceper. and oh, did I mention my fear of snake??? They are also crawling on Nan Madol!!!

ps: akhirnya ingat juga yg aku cari, bible dari Nag Hammadi. Nag, Nan... ngga jauh lah... :)

Monday, December 13, 2004

Hal aneh bernama 'Antri'

Satu hal yang paling ngeselin buatku di Indonesia, dan ngga bikin kangen, adalah tidak adanya budaya antri. Terserah kalau yang lain beranggapan bahwa orang Indonesia itu ramah, sopan, berbudaya dan sebagainya, menurutku kalau ngga bisa melakukan hal se-simple antri, mereka itu tidak berbudaya, tidak punya sopan santun.

Bayangin aja dari mulai yang tidak terpelajar sampai yang terpelajar baik itu dijalan maupun ditempat umum lainnya kebanyakan seenaknya aja. Masih inget cerita wakil presiden Hamzah Haz yang seenaknya aja memakai jalan Busway? Itu contoh ngga adanya sopan santun. Orang nomer 2-nya ngga bisa memberi contoh yang baik! Susah banget sih untuk berada dalam satu 'line'?

Pernah nih aku sedang antri di kassa supermarket kecil dekat rumah, tau² out of the blue nyelonong mbak² PRT didepanku. Pinter banget deh. Memang belanjaanku banyak, dan dia cuma satu. Tapi kan sopannya dia bilang dulu, permisi untuk duluan karena belanjaannya sedikit. Kalau kayak gitu pasti aku kasih duluan dengan ikhlas. Aku ngomel deh.

Di lain kesempatan, aku dapat jatah bayar ke kasir di tempat makan Kelapa Gading, dan berusaha antri dengan sabarnya ketika sudah bolak balik disela orang. Awalnya sih aku masih anteng², kayaknya mereka juga duluan sampai di gerombolan depan kassa. *Heran, kenapa sih musti bergerombol? Queueing up is easier* Sampai suatu saat, saya sudah persis di depan kassa dan ada seorang ibu yang tampaknya dari kalangan 'the have' (dan notabene berjilbab) dengan manisnya nyela! Asyiknya lagi, mbak² kasirnya menerima saja kelakukan ibu itu. Rupanya dia silau kalinya dengan si Ibu, atau merasa minder? Asli aku ngomel panjang pendek (dalam beberapa bahasa) ketika temanku mendekati karena aku koq lama banget cuma bayar makanan saja. Dan si ibu? Melengos saja sepertinya apa yang dia lakukan tuh normal, dan aku yang abnormal. *come to think of it, I am abnormal, and d**n proud of it*

Dari kedua peristiwa itu, aku masih bisa menerima kalau mereka yang secara sosio-ekonomi rendah bertindak demikian, they probably don't know better. Tapi, kalau yang boleh dibilang pernah makan sekolahan, tekun beragama (after all, you wore a hijab) ngga bisa antri tuh kelewatan banget, padahal kita diajarin baris sejak tk, di agama apapun juga ada 'antri'.. paling tidak menunggu giliran.

Herannya, sering banget aku dengar orang Indonesia yang di Indonesia berujar, "Di luar negeri sih enak, orang rapi antri, kalau di sini mana bisa". Hal ini biasanya diikuti cerita bagaimana ia 'bisa' ngantri saat di luar negeri, bahkan ada yang sampai berjam-jam antri. Aku nulis kata bisa di kalimat barusan dengan tanda kutip, soalnya ternyata orang Indonesia bisa antri! Tapi kayaknya kemampuan ini cuma tampak saat di luar negeri. Menarik ya?

Buat aku rada aneh juga, kenapa kalau di luar negeri bisa antri begitu sampai di Cengkareng kemampuan itu seperti hilang ditelan bumi. Padahal jumlah orang Indonesia yang pernah pergi ke luar negeri, baik itu untuk bisnis, sekolah, liburan maupun urusan keagamaan cukup banyak. Kalau mereka tetap 'memelihara' kemampuannya untuk antri, masa sih yang lain tidak ikutan antri? Katanya untuk merubah orang susah, to change the man in the mirror is easier, atau pepatah 'when in Rome, do as the Romans do' berlaku? Kalau seperti yang terakhir, kapan di Indonesia bisa antri dong???

Sunday, December 12, 2004

The Kiss - Auguste Rodin

Love has led us to a unique death

Pernah mendengar tentang pematung Rodin atau paling tidak pernah melihat karyanya seperti "The Thinker"? Francois Auguste Rene Rodin (1840-1917) adalah pematung terkenal dari Prancis yang termasuk amat berpengaruh di akhir abad XIX, awal abad XX.

Awalnya, biarpun sempat mengenyam sekolah decorative arts di Paris, ia mengalami masalah belajar di sekolah. Sampai², lamarannya ditolak tiga kali oleh Sekolah Senirupa yang top, Ecole de Beaux-Arts. Akhirnya ia bekerja sebagai pembuat dekorasi dari batu.

Baru pada saat ia berusia 35 tahun, kehidupannya berubah. Ia pergi ke Itali untuk belajar lebih banyak tentang karya Michaelangelo yang merupakan idolanya. Di Florence ia amat terkesima melihat pintu katedral disana, yang dinamai oleh Michaelangelo "Gate of Paradise" karya Lorenzo Ghiberti. Dari perjalanan ini lahir karyanya "The Age of Bronze" yang amat kontroversial. Karyanya ini amat realistis sehingga banyak kritikus yang tidak percaya bahwa Rodin tidak membuat cetakan dari modelnya. Ia harus mengajukan saksi bahwa ia membuat patungnya sendiri. Karena kontroversi ini nama Rodin menjadi terkenal.

Tak lama kemudian Rodin mendapat tugas dari pemerintah Prancis untuk membuat pintu bakal "Museum of decorative arts" di Paris yang sayangnya akhirnya tidak jadi dibangun. Rodin membuat "Gate of Hell" yang diilhami oleh "Divine Comedy" karya Dante, terutama yang berkaitan dengan teror dan lautan api inferno. Sampai sekarang Pintu setinggi 7,5 meter yang tidak pernah usai setelah 15 tahun digarap ini dapat dikagumi di museum Rodin yang juga dikenal sebagai Hotel Biron dekat Hotel Des Invalides di Paris.

Banyak karya Rodin yang terkenal dapat pada awalnya dimaksudkan menjadi bagian ornamen di "Gate of Hell", diantaranya "The Thinker" dan "The Kiss". "The Kiss" sendiri akhirnya tidak jadi ditaruh disana karena menurut Rodin bukan pada tempatnya untuk menaruh "kegembiraan" sebagai bagian dari "gate of hell".

Patung "The Kiss" atau "Le Baiser" diilhami pasangan karakter dalam "Divine Comedy:Inferno"-nya Dante, Paolo Malatesa dan Francesca da Rimini. Di akhir abad 19 di Prancis, kedua tokoh ini posisinya sejajar dengan Romeo & Juliet-nya Shakespear. Kisah mereka merupakan kisah cinta tak sampai. Francesca dinikahkan dengan adik dari Paolo, karena Paolo sendiri telah menikah. Tapi pasangan ini selalu berusaha bertemu sembunyi sembunyi sampai suatu hari mereka bertemu untuk terakhir kalinya. Saat itu mereka baru saja selesai membaca buku, kemudian Francesca dan Paolo berciuman. Sayangnya saat berposisi sedemikian intim mereka tertangkap basah oleh suami Francesca yang juga adik dari Paolo, dan mereka dibunuhnya.

Yang menarik, Rodin yang taat pada aliran klasik ini menggambarkan pasangan ini telanjang dengan sentuhan modern. Patung ini dibuat sedemikian rupa sehingga tampak Francesca yang memulai, sesuatu hal yang amat modern untuk jaman itu. Hal ini dapat dilihat dari posisi tangan kirinya yang merengkuh kepala Paolo, posisi kakinya yang "agak terbuka", badannya tampak relax. Bandingkan dengan posisi Paolo yang kaku, tangan kanannya hampir tidak menyentuh paha Francesca, seakan akan ia kaget. Sementara tangan kirinya masih memegang buku tentang Lancelot dan Guinevere yang hampir terjatuh. Perhatikan pula posisi kaki kiri Francesca yang berada diatas kaki Paolo seakan siap untuk merubah posisinya menjadi lebih comfortable.

Cara Rodin bekerja adalah dengan menggunakan model yang diposisikan sedemikian rupa sehingga sinar berada dibelakang mereka dan profile model tampak jelas. Kemudian Rodin dan modelnya merubah posisi mereka sehingga tampak profile dari sisi lain, dan Rodin membuat patung teracota dari apa yang ia lihat.

Pada masa pembuatan patung "The Kiss" ini Rodin beristrikan Rose Beuret yang dikenalnya sejak 1864. Tapi saat itu ia mempunyai murid pematung bernama Camille Claudel yang juga menjadi kekasihnya selama sepuluh tahun. Mereka saling mengilhami, dibuktikan dengan karya mereka yang penuh gairah misalnya "Eternal Spring" dan "Eternal Idol" karya Rodin, serta "Sakuntala" karya Claudel. Oleh karenanya diduga patung "The Kiss" merupakan karya yang diilhami Claudel, atau didedikasikan untuknya. Tapi dari penelitian lebih lanjut ternyata research mengenai patung ini sudah dimulai oleh Rodin dua tahun sebelum ia bertemu dengan Claudel. Pada masa itu Rodin banyak bekerja sama dengan sebuah keluarga Itali, salah satunya menghasilkan karya "Crouching woman" yang posisinya amat intim. Tampaknya model tersebutlah yang mengilhami Rodin dalam membuat "The Kiss".

The Age of Bronze,Crouching woman,The Thinker

Tampaknya obsesi Rodin akan kematian dan seks disalurkannya dalam karya²nya. Di "The Kiss" posisi wanita sebagai femme fatale amat sesuai dengan pandangan saat itu dimana penyakit kotor sifilis merajalela sehingga saat itu wanita diasosiasikan dengan kematian.

Pada awalnya Rodin tidak membuat patung ini dengan marmer, tapi dengan plaster dan dipamerkan pertama kali di Brussel tahun 1887. Kemudian Rodin mendapat tugas membuat patung marmer "The Kiss" sebagai showcase untuk Paris Exposition tahun 1889. Sayangnya karena pemahat marmer yang direkrut oleh Rodin sakit (Rodin jarang memahat sendiri patungnya), karya ini tidak selesai tepat waktu dan yang akhirnya menjadi bintang Paris Exposition itu, seperti yang kita ketahui, adalah Menara Eiffel. "The Kiss" kemudian diterlantarkan selama beberapa tahun. Sampai tahun 1900 ketika Rodin ditugaskan membuat patung penyair "Balzac" yang hasilnya kurang bagus. Sebagai pelipur lara bagi kritikus, "The Kiss" ia selesaikan dan tampilkan bersama.

Diseluruh dunia terdapat tiga patung marmer "The Kiss", di Paris, di London dan di Kopenhagen. Dari ketiga patung ini, boleh dibilang yang paling banyak sejarahnya adalah patung yang sekarang ada di Tate Gallery di London.

Rodin membuat patung ini atas pesanan dari E.P. Warren, orang kaya Boston yang memintanya secara spesifik untuk membuat bagian genital Paolo serealistis mungkin. Hal ini mungkin dipengaruhi karena Warren homoseksual, tapi ini tidak terlalu dipenuhi oleh Rodin.

Setelah selesai ternyata patung seharga seribu poundsterling pada masa itu, terlalu besar untuk ditaruh didalam rumah Warren di Lewes, Inggris. Kemudian dipinjamkan ke balaikota Lewes. Ketika Warren wafat, patung ini di lelang seharga 5000 pounsterling, tapi akhirnya patung ini ternyata tidak laku. Akhirnya dikuasai oleh kota Cheltenham yang kemudian dipinjamkan dan akhirnya dibeli oleh Tate Gallery di London.

Sampai saat ini, patung "the Kiss" ,yang menunjukkan keindahan cinta secara fisik, selain merupakan sumber inspirasi bagi sesama artis masih menimbulkan kontroversi. Salah satunya ketika beberapa tahun lalu sebuah sekolah menengah Mormon di Amerika memboikot patung ini karena dirasa terlalu intim dan cenderung pornografi.

Pada tahun 2003, Cornelia Parker menutup sebagian patung ini dengan tali sepanjang 1 mil, dengan bubatan kencang dibagian kepala dan semakin longgar di bagian badan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra. Seorang seniman bernama Butler mengumpulkan 15 pasangan dan mereka berciuman disekitar patung ini sementara Butler menggunting tali yang mengikat "the Kiss" sebagai aksi protes atas "perusakan" karya Rodin oleh Parker. Butler kemudian ditangkap dan diberi peringatan.


sumber: BBC, Internet, Museum Rodin
note: I've posted this article before at sdf.or.id

Saturday, December 11, 2004

Harry Roesli meninggal

Hari ini komposer dan kolumnis Indonesia, Harry Roesli meninggal. Semoga arwahnya diterima disisiNya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan.

ps: Terus terang, musiknya saya ngga terlalu perduli, tapi tulisannya bikin kangen. Selamat Jalan...

Kuburan Keluarga Oranje

Pintu masuk ke kuburan keluaraga Kerajaan

Tadi siang Pangeran Bernhard diletakkan di makam keluarga Oranje, di kolong gereja Nieuwe kerk Delft. Makam 'pribadi' ini hanya boleh dimasuki oleh anggota keluarga Kerajaan.

Berbeda dengan orang kebanyakan, keluarga inti kerajaan Belanda sampai saat ini selalu di'makam'kan di sini. Walau katanya tempatnya hanya sisa untuk 3 orang lagi yang berarti hanya untuk Beatrix, Willem Alexander dan Maxima. Biasanya tubuh mereka dibalsam, tapi pangeran Bernhard mewasiatkan untuk tidak dibalsam.

Kebetulan musim semi dua tahun lalu saya sempat ke gereja ini. Tentu saja pintu masuk ke makam ditutup seperti tampak dalam foto. Satu hal yang saya ingat, gereja itu mempunyai bau yang berbeda. Kata Oom saya, itu bau dari makam di kolong gereja. Yikes...

Anehnya ketika dulu saya ke Westminister Abbey, koq rasanya ngga ada bau ya? Apa ini cuma perasaan saya saja?

Friday, December 10, 2004

Multiple Sclerosis


Koq tau² inget temen lama si Francis yang cantik itu ya, sudah berapa tahun ya kami ngga berhubungan... dulu kami barengan sekolah, sampai pas suatu liburan ternyata ketauan bahwa ia menderita Multiple Sclerosis.

Jadi ceritanya gini, awalnya dia terus terusan kesemutan di sebelah tangan. Setelah ke dokter, diduga virus. Kemudian saat liburan ke Indonesia, Francis ke dokter lagi karena sudah ngga kesemutan lagi, tapi sedemikian parahnya, sampai nulispun susah. Mereka duga ia kena kanker/tumor otak, setelah diperiksa menyeluruh di rumah sakit disini, sempat diduga cacingan karena gambaran vlek di brain scannya mengecil. Tapi ternyata tidak terbukti, akhirnya setelah diambil cairan dari tulang belakangnya ternyata ketauan kalau dia menderita MS. Terakhir saya dengar berita tentang Francis sih katanya sekarang sudah di kursi roda. Padahal ngga sampai dua tahun sebelumnya saya ketemu dia masih lumayan segar walau kadang masalah dengan tangannya.

Apa sih Multiple Sclerosis?
MS merupakan salah satu penyakit autoimun, jadinya sel tubuh kita yg harusnya melindungi kita dari infeksi, justru menyerang diri kita sendiri. Nah, pada MS yg terserang sistem syaraf, myelin kita dirusak, baik yg di otak, tulang belakang maupun syaraf optik. Akibatnya, penglihatan, sensasi, gerakan kita pun terganggu.

Walau penyakit ini dapat dijumpai di seluruh dunia, di daerah tropis jumlahnya jauh lebih sedikit daripada di daerah lain. Biasanya pada usia sekitar 20-40 tahun diagnosa awalnya diberikan. Ngerinya, lebih banyak perempuan yg terkena daripada lelaki, dan memang kenalan² saya yg kena MS perempuan semua. Ada yg cepat sekali menurun kondisinya seperti Francis, ada juga yg pelan² seperti ada seorang keluarga jauh saya. Herannya, biarpun pelan² menjadi lumpuh, life expectancy mereka boleh dibilang 'normal' lho.

Sayangnya biarpun penyakit ini sudah dikenal bertahun tahun penyebabnya masih tidak ketahuan, jadi otomatis obatnya pun masih belum ada. Yang ada hanya obat untuk mengurangi gejalanya aja. Kesian ya..

Belum lama ini ada penelitian yg di-published di BMJ, British Medical Journal, rupanya menurut penelitian itu diduga ada hubungan antara sinar matahari dan MS. Ternyata, dari subyek mereka ditemukan bahwa mereka yang lahir pada bulan Mei 10% lebih banyak kena MS, sementara mereka yang lahir dibulan November 10% lebih sedikit.

Menurut mereka ini dikarenakan jumlah sinar matahari yang diterima oleh si ibu ketika hamil atau level vitamin D selama kehamilan yang mempengaruhi perkembangan otak. Jadi, karena ketika hamil dalam musim dingin yang lebih sedikit mendapat sinar matahari, maka bayi yang lahir di bulan Mei lebih memiliki risiko terkena MS.

Wah, kalau ini salah satu penyebabnya, apes banget si Francis, dia lahirnya bulan november, di Indonesia yang tropis padahal. Tapi mungkin buat yang lagi hamil, ini jadi alasan untuk jangan malu² ketemu matahari, soak up the sunshine, honey! Kalau dibilang item, keplak aje yg nyela... :)

Wednesday, December 08, 2004

Chocolate as cough medicine


According to the new study published in FASEB journal, Chocolate's ingredient, theobromine, could stop a persistent coughs. What a delightful news! I'd better brewed some choc concoction right away... to bad I just found this out:(

ps: I know that tea also contains theobromine, but hey.. nothing beats Chocolate
pps: It just happened I bought 4 bars of Droste's new Barettini puur chocolate yesterday.. glad to follow my guts:)
pps: according to the nutrient data lab of ARS, 100gr Cocoa power contains 408 mg of theobromine, while the same amount of brewed tea contains a mere 2 mg.

kecewa

Benerkan kemaren ngga boleh ke rumah sakit :(

Saturday, December 04, 2004

Live Aid


Kandidat nomer satu lagu natal tahun ini adalah "anak" dari Bob Geldof Do they know it's Xmas? Terlepas dari niat baiknya yang patut disupport, lagunya rada² bodo. Bukan apa², di Ethiopia kan yg namanya Natal tuh awal Januari, soalnya mereka penganut Coptic. Jadi jelas aja mereka ngga tau kalau Desember lagi christmas.

anyway.. Feed the world, feed the world, feed the world

You can help feeding the world by clicking the Hunger site for free.
Now go..get clicking!

Friday, December 03, 2004

Seragam atau tanpa seragam

Beberapa hari lalu, Sarah telefon curhat tentang anak perkumpulan pelajar RVSV yg dulu juga saya ikuti. Salah satu bahan omongan kita adalah kesukaan anak sini pakai baju seragam. Punya Jaarclub? Bikin seragam. Jaarclub mau jalan²? Bikin seragam. Dan biasanya mereka antusias banget, sementara kita² yang melayu udah kayak anak bawang cuma ngikut aja. Abis, mereka kan sepanjang sekolah sampai kuliah ngga ada seragam, jadi sampai punya seragam tuh gaya. Nah kalau kita kan dari TK sampai SMU, bahkan udah kuliah juga ada seragamnya. Lihat aja UI yang terkenal dengan yellow jacket-nya sampai ditiru sama uiversitas atau sekolah tinggi mana gitu.. kuningnya beda sih.

Kadang kalau liat anak² di kampung, apalagi anak kurang mampunya, kesian deh mereka harus usaha beli seragam. Masih ingat dulu mama suka membelikan buku, dan seragam untuk anak² kurang mampu. Bayangin aja, untuk buku tulis aja, ada kakak adik yg cuma punya satu, yes you heard me... ONE book for both of them! Jadi salah satu sekolah siang, sehingga buku yg tadi pagi dipakai bisa dipakai lagi. Kesian ya. Nah, yg kayak gini banyak lho. Kalau bagi mereka tidak diwajibkan beli sendiri seragamnya, alangkah baiknya.

Katanya, pemerintah sekarang sedang mencermati untuk menghapuskan seragam. Menurut saya tergantung sih dimana berlakunya. Kalau dikalangan seperti yg saya barusan cerita sih menolong mereka. Kalau sekolah swasta biasanya pelajarnya tidak seberagam seperti di sekolah negeri. Tapi kalau di sekolah negeri kan dari yang paling miskin sampai yg kaya raya tumplek jadi satu, tanpa seragam nyata benar kesenjangan itu. Kalau di kalangan menengah ke atas, lain lagi ceritanya. Jangankan antara the have and the have not, jurang antara the have and the have more aja bisa makin dalam kalau tanpa seragam. Lagi pula mereka kan mampu untuk beli seragam. Dulu saya suka merhatiin anak sekolah lain, mereka bajunya seragam, tapi sepatunya ngga. Aduh, ngeri deh liat yang pada jor²-an beli sepatu. Untungnya di sekolah saya sepatupun baik yang hitam maupun sepatu olah raga seragam, merknya nama sekolah saya:) Harganya murah, paling ngga jaman saya masih sekolah disana, kalau sekarang sih ngga tau. Hasilnya baik kita² yang naik bis, maupun yg (nyolong²) bawa mobil lux sendiri ngga tampak bedanya.

Memang sih, adanya seragam bisa nambah KKN, soalnya pengadaan seragam di sekolah kan bisnis. Kali musti kayak urusan perumahan, yang menang tender musti ada porsi untuk pengadaan seragam gratis bagi yang ngga mampu ya. Tapi pasti deh mark-upnya makin gede aja. sigh.

Tapi kalau mau jujur, ada enaknya pakai seragam, kalau pagi mau pergi tuh ngga mikir lagi musti baju yang mana ya... :)
Jadi inget dulu, cerita abis foto² pulang kuliah, tepat seminggu kemudian fotonya jadi. Ternyata hari itu (kalo ngga salah Jumat) kita semua pakai "seragam" soalnya bajunya sama kayak waktu pas bikin foto! Hahahaha. Rupanya gang-ku pada males mikir, jadi baju pun udah kayak seragam, hari senin pasangannya ini, selasa itu, dst. Herannya kompak lagi kayak gitu semua, padahal ngga janjian. Ah, jadi kangen sama anak² yang lucu² itu.

Thursday, December 02, 2004

Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Waktu SMP-SMA (yes, I am that old) di sekolahku ada pendidikan Kesehatan Reproduksi yang dibawakan oleh orang² dari keuskupan. Kirain pendidikan kayak gitu di mana² ada, taunya ngga semua sekolah memberikan. Namanya juga dari keuskupan, pesan sponsornya jelas ada tapi masih mending daripada tidak sama sekali.

Ketika sekolah bahasa, ada orang yg nyeletuk, 'jenis kelamin anak ditentukan oleh posisi'. Ya ampun, kalau orang yg katanya pinter bisa mikir kayak gini, gimana yg lain? Padahal dia itu pas SMA jurusannya ilmu eksakta lho, yang pastinya dapet pelajaran kalau perempuan itu ada kromosom XX sementara pria kromosom XY. Memang sih praktis di mana² tuh yang ada hubungannya dengan seks itu tabo. Kalau aku nanya ke temen² biasanya mereka tau ya karena nanya ke temennya (yg belum tentu ilmunya bener), soalnya dari orang tuanya ngga dapet. Makanya aku setuju banget kalau pendidikan kesehatan reproduksi wajib di berikan di sekolah supaya informasi yang diterima tuh yang benar.

Sebetulnya pendidikan kesehatan reproduksi tuh amat penting, ngga hanya membantu anak yang sedang akil balik dengan segala pertanyaannya, juga mereka yang akan menikah. Sayangnya, di negara beragama kayak Indonesia, orang cenderung konservatif. Sering pemuka agama, juga mereka yang mengaku moralis tidak setuju pendidikan kesehatan reproduksi diberikan. Alasannya pendidikan seperti itu membuat anak melakukan seks. Herannya, tiap hari anak dicekoki tayangan baik dari dalam maupun luar seperti (dulu) Melrose Place, the OC, segala rupa soapopera. Buat aku, ini koq informasi yang diterima berat sebelah.

Kalau kita lihat di Belanda dan Amerika, pendekatan kedua negara ini berbeda sekali, yang satu liberal satunya lagi konservatif. Sepanjang yang saya tau, sejak usia sekitar 9 tahun ada pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah Belanda. Bahkan ada yg bilang di beberapa sekolah anak² itu sudah diajarin gimana caranya pakai kondom! Hal ini menurut aku sih rada terlalu juga. Yang jelas, mereka diajari pentingnya alat kontrasepsi, safer sex or no sex. Hasilnya jumlah remaja hamil diluar nikah rendah, aborsi rendah, penyebaran penyakit kelamin (termasuk HIV/AIDS) juga cukup rendah. Memang sih akhir² ini jumlah aborsi kabarnya meningkat, tapi ternyata ini andil dari kaum pendatang. Dan ternyata usia pertama kali melakukan seks tidak lebih muda daripada lawannya di Amerika, begitu juga jumlah partnernya tidak berarti lebih banyak.

Di Amerika yang lebih 'beragama', pendidikan kesehatan reproduksi akhir² ini terbatas hanya pada no sex, alias abstinance. Menurut mereka itu yang terbaik. Memang sih tidak melakukan aktifitas seksual itu tidak membawa resiko apa². Masalahnya, tidak semua orang bertahan abstinance, dan bila mereka berhubungan seksual hal itu tidak dilakukan dengan aman. Akibatnya, penyebaran penyakit kelamin jauh lebih tinggi dari di Belanda, contohnya penyebaran Gonorrhea 74 kali lebih tinggi di kalangan remaja Amerika. Tingkat kehamilan remaja luar nikah bahkan lebih dari sembilan kali tingkat kehamilan remaja di Belanda. Hal yang sama juga tampak dari data tingkat aborsi di Amerika yang tujuh kali lebih tinggi daripada di Belanda.

Menurutku, situasi di Indonesia lebih mirip dengan di Amerika, anak sebisa mungkin tidak tau apa². Tapi kalau mendengar bahwa menurut survey di Indonesia tiap tahun terjadi aborsi sebanyak 2 juta kali, biarpun hanya 20%-nya dilakukan oleh remaja, rasanya pendidikan kesehatan reproduksi patut diberikan. Apalagi dengan UU Kesehatan yang menyatakan aborsi itu ilegal, bila terjadi kehamilan diluar nikah, orang akan pergi ke tempat aborsi ilegal yang pelayanan medisnya tidak terjamin. Daripada daripada, kan mendingan mendingan...

Batuk

Udah dari weekend lalu aku di rumah, uitzieken kata orang sini. 'Berjuang' (sedap bener tu kata) supaya sembuh krn selasa depan musti ke rumah sakit. Soalnya tiap kena dingin dikit, batuk (kering) berkali-kali sampai capek banget, leherku sakit. dan mulai kemaren mulai pilek. Sementara di luar suhunya cuma maksimal 5 derajat, thank you very much. Parahnya tiap mau tidur malam, tak bisa karena kebanyakan vitamin C.. giliran bisa tidur, batuk! Gimana mau sembuh kalau ngga tidur??

Mau minum antibiotik dari 2 hari lalu, bimbang (hore... I use that word again in a sentence) soalnya batuk biasanya krn virus yg ngga bisa dibasmi oleh antibiotik. Jadi kalau flu dikasih antibiotik percuma, yg ada cuma bikin bakteri baik dibadan tewas aja. Lama² bisa bikin bakteri jadi resisten terhadap antibiotik. Kalau sampai kejadian, begitu sakit karena bakteri, sudah ngga ada yg bisa ampuh ngelawan. Pas phlegm-nya mulai kental & berwarna (biasanya ini tanda infeksi), temenku bilang minum aja 5 hari, tante Jul bilang 3 hari aja dulu, teman satu lagi bilang minum codeinfosfat aja (Shin, itu bukannya bikin phlegm ngga keluar?). ARGH.... I hate being sick.

Ini akibat kedinginan Jumat kemaren pas cari lunch. udah gitu sore² pas mampir di apotik on my way to the supermarket,krn ngeliat temen disitu, ada orang batuk ngga ditutup mulutnya! $%@#! Sampai Selasa daku ngga bisa ke rumah sakit, minta disumpahin tu orang.. nyebar virus seenaknya. Coba ya, pake etika sedikit biar sakit juga, kalau batuk tutup mulut. Kalau sakitnya setelah selasa depan aku ngga segini keselnya.

Please God, I want to, I need to, I must get well before next Tuesday. Please pretty please. Aku ngga nari deh nanti malam, demi selasa sembuh... padahal aku kangen nari:(

Pangeran Bernhard

Pangeran Bernhard meninggal semalam dalam usia 93th. Penguburannya di Delft hari Sabtu tanggal 11.

Pharmaceutical Parenting

I was site hoping, when I landed on this blog and read: better living through chemistry.
The story of that kid was tragic, yet so painfully true. I know lots of kids ended up literally being drugged by doctors.
I don’t know what 'normal' is this day. Prozac, Paxil, Ritalin, all are easy to get. Kids who have lots energy is now known as hyperactive and got Ritalin. Feeling a wee bit shy? Paxil is your answer. Down? Prozac is your rescue. University students use Ritalin instead of coffee to stay up. Some kids use paxil to feel better, whatever that is. Sadly you can find such practices not only in the US, but also in Indonesia! I know kids back home who (used to) take Ritalin in the morning, Prozac in the evening like some kind of miracle pills. And we are afraid they grow up and do drugs! Gee...

Don’t get me wrong, sometimes you NEED to take those pills. It really can help some people. But I think doctors tend to prescribe them way too easily. After one consultation session of 20-30 minutes, they give you something. My god, it's a child we are talking about. At least do anything you can before labeling & prescribing some powerful drug for them. And parents, they act as the child's proxy consent giver, it's their job to protect their kid. Get to know your kids, don't get panic just because others said this and that about your kids, search around & get inform (on pro and contra), ask questions, and, for the love of god, use your instinct! Don’t let your kids get parented by pharmaceutical.