Wednesday, April 06, 2005

Lip Piercing: antara trend & kesehatan

Surma Girl

Tampaknya sekarang trend sekali untuk punya piercing alias ditindik. Entah itu di udel, di kuping, di alis, di bibir, di alis... maupun di bagian badan yg intim.

Saya bertanya-tanya, sebetulnya selain demi 'keindahan', yang tentunya subyektif, apa sih manfaat ditindik itu? Ada yg bilang, ditindik di tempat intim menambah rangsangan. Bisa jadi hal ini benar, saya tidak tahu, karena saya hanya ditindik di telinga saja ketika masih bayi. Seorang teman saya bercerita, sejak ia menindik lidahnya, gagapnya hilang. Entah apakah ada orang lain yg juga mengalami hal serupa.

Yang saya tau, bila tindik itu dilakukan di bibir, maka gusi kita harus membayar akibatnya. Jadi, menurut penelitian terbaru dari Ohio State University di Amerika pada 58 pasien mereka yang menindik bibirnya memiliki kemungkinan yang besar untuk mengalami penurunan gusi. Jadi metal dari hiasan bibir itu menggesek gusi sehingga gusi menjadi turun ke arah akar gigi. Sehingga akhirnya bila hal ini berlanjut, akibatnya gigi tersebut dapat tanggal. Berhubung yang terkena adalah gigi seri yang posisinya di depan, tentunya hal ini amat tidak diinginkan.

Contoh ekstremnya terjadi pada suku Suri/Surma yang hidup di pegunungan di Selatan Ethiopia. Perempuan suku ini begitu menginjak remaja menindik bibir bawahnya untuk kemudian perlahan-lahan diperlebar sehingga lubang yg diperoleh dapat digantungi piringan tanah liat. Hal ini merupakan simbol kecantikan disuku ini, serta menentukan berapa jumlah mahar yang harus dibayar mempelai pria saat menikahinya. Semakin besar piringan tanah liat yang tergantung, semakin banyak jumlah sapi yang harus diberikan. Nah, akibatnya, gigi seri perempuan² Suri hilang.

Saya sendiri telah melihat pasien yang mengalami penurunan letak gusi akibat penggunaan piercing di bibir bawahnya. Sungguh sayang, ia telah lama dirawat untuk meratakan posisi giginya dengan kawat, untuk kemudian mengalami penurunan gusi yang tentunya tidak sedap dilihat.

6 comments:

triesti said...

kalau makan pedas ya makan pedas aja mbah... masa jadi manis:)

katanya, kalau di lidah, dan metalnya dimainin kena gigi.. ada getaran yg enak... kayak kalau org gigit² pen. Iya kali ye... ngga pernah sih

Pojok Hablay said...

hiii, malah tambah serem ngebayanginnya loh

nona cyan said...

Oh gosh.....beauty is in the eye of the beholder katanyaaa. But I can't stand this kind of beauty standard.

Anonymous said...

hmm..udah baca novel snakes & piercing belum?..wadoooh..itu lebih parah dari piercing deh..di novel itu orang2 pada mau punya two tongues alias lidah ular..jadi lidah di piercing dari tengah sampe ujung trus di belek..huaa..bacanya aja sampe merinding..dan katanya lidah is the most sensitif part of your whole body..jd kalo dibandingin sama tindik udel,kuping,bibir,idung,dll yg plg sakit adlh tindik lidah..yeaks..

triesti said...

Melly: Jangan dibayangin, diliat aja.. ;)

Nona Cyan: yah standardnya beda... mau gimana..

senaz: belum baca... tapi udah liat yg lidahnya gitu... kinda funny:)

Anonymous said...

DAMN!!!! check that out!!!! hihihihih...