Tuesday, May 03, 2005

Bakteri mengintai di Counter Make Up

Sebagai perempuan, satu hal yang mengganggu saya adalah saat membeli perangkat kecantikan, entah itu bedak, krem pelembab, apalagi gincu serta pewarna kelopak mata. Memang untuk membeli bedak maupun krem pelembab tidak terlalu sulit, bila kita telah tau yang cocok, tinggal beli lagi yang sama. Tapi tidak demikian dengan perangkat lainnya seperti gincu yang trennya berubah-ubah. Mau tidak mau harus beberapa kali mencoba warna apa yang cocok.

Nah, disini masalahnya bagi saya. Dalam pikiran saya selalu terbayang banyaknya penyakit yang menempel di tester produk yang dipajang di counter kosmetik. Bagaimana tidak, siapa saja bisa mencoba menggunakan tester tersebut tanpa saya tau latar belakangnya. Apa mereka mencuci tangannya setelah ke belakang? Apa mereka sedang flu, sakit mata, diare atau kena cold sore alias varian dari herpes?

Ternyata, kecemasan saya ini beralasan, dan terbukti kebenarannya. Menurut penelitian selama 2 tahun yang dilakukan oleh Profesor Elizabeth Brooks, DPM dari Rowan University, tester dan make-up counter di Amerika terkontaminasi dengan segala rupa bakteri, mulai dari Staph yang banyak ditemukan di pegangan pintu, sampai E. Coli yang merupakan bakteri yang dapat ditemui di tinja!

Memang, hubungan sebab akibat antara kunjungan ke counter make-up dan terkena penyakit belum terbukti. Tapi kemungkinan itu ada. Misalnya, bila orang sebelum anda sedang sakit mata, kemudian ia mencoba tester mascara, maka anda dapat terkena penyakit yang sama. Bayangkan kalau orang sebelum anda terkena hepatitis misalnya, ngerikan?!

Yang menarik, ternyata menurut penelitian Brooks ini, penjual tidak dapat sepenuhnya disalahkan. Mereka telah melakukan tindakan desinfeksi di counter²nya, misalnya dengan mencelup gincu di alkohol, meraut pensil, menghilangkan lapisan atas dari krem. Masalahnya justru di konsumen sendiri yang sering memiliki kesadaran higienis yang kurang.

Dapat dibayangkan, semakin ramai suatu counter, semakin terkontaminasilah produknya. Dari penelitian ini diperoleh data pada akhir minggu hampir 100% tester terkontaminasi, sementara di hari Kamis hanya 43% saja yang terkontaminasi. Untungnya bakteri itu tidak dapat berkembang biak di make-up!

Berbekal dengan pengetahuan ini, bila anda masih ingin mencoba suatu produk, lakukanlah pagi² di hari kerja. Selain itu mungkin praktek mencoba warna produk di punggung tangan dapat mengurangi risiko terkena penyakit. Hanya saja, warnanya belum tentu sama seperti bibir dan wajah kita.

Dapat juga dicoba ke counter yang menjaga kehigienisannya, misalnya dengan menggunakan aplikator sekali pakai. Atau hanya mencoba produk botol yang harus di pompa, atau di tube.

Pilihan terakhir, tidak mencoba tester sama sekali. Tapi susah juga ya?

2 comments:

Anonymous said...

emang susah jadi cewe :D tp kalo terlalu musingin semua2 ama bakteri... kita musti punya tenaga dalem dong.. biar bisa dr jauh2 buka pintu tanpa musti megang? :D

Anonymous said...

kalau pegangan pintu kan bisa dibuka pake dilapis tissue... kalau nyobain lipstick dibibir kan langsung tuh nempel kena mukosa..