Saturday, March 26, 2005

Tulipomania - world first bubble?

Semper Augustus the most expensive tulip ever!


Aslinya Tulip merupakan bunga liar dari kawasan Asia Tengah. Setelah Turki menguasai daerah inilah mulai bunga Tulip dibudidayakan sejak sekitar tahun 1000, bahkan menjadi bunga utama pada jaman kesultanan Ottoman. Tulip juga memiliki arti religius, hal ini karena nama setempat Tulip, Lâle, bila ditulis dengan aksara Arab, menyerupai tulisan Allah. Karenanya sampai sekarang kita temui lukisan Tulip baik yang abstrak maupun tidak dalam ornamen keagamaan, misalnya di mesjid.

Bunga ini pertama kali dibawa masuk ke Belanda sekitar tahun 1590-an oleh Carolus Clusius, Biologis dari Wina yang menjadi direktur Hortus Botanicus di Leiden. Ia memperoleh Tulip dari Augier Ghislain de Busbecq, temannya yang menjabat sebagai duta Austria di Constantinopel. Sejak itu mulailah orang berlomba-lomba memiliki Tulip, yang namanya diambil dari bahasa Turki untuk Tulban karena bentuknya menyerupai Tulban.

Sesuai dengan hukum ekonomi, dimana banyak permintaan tanpa diikuti pasokan yang cukup, harga akan naik. Begitu pula dengan Tulip, harganya pun naik. Pada masa itu, hanya mereka yang cukup kaya yang dapat menikmati Tulip. Tulip menjelma menjadi salah satu simbol status. Terlebih setelah tumbuh jenis Tulip langka yang kini diketahui akibat terkena virus mozaik. Virus ini menyebabkan timbul patron seperti lidah api di petalnya. Patron ini amat beragam dan tidak dapat diprediksi sehingga orang berburu mendapatkan jenis Tulip langka seperti Viseroij, Wit en Rood Boode, serta tentunya yang termahal Semper Augustus yang pada tahun 1636 hanya terdapat dua buah bibit di seluruh Belanda.

Harga Tulip ditentukan dengan jumlah pasokan bibit serta berat per bibit. Selain itu tentu saja kelangkaannya. Seperti telah diutarakan semula, corak akibat virus mozaik tidak dapat diprediksi, jadi kemungkinan memiliki Tulip dengan corak yang sama hanya diperoleh dengan membudidayakannya dari bibit awal. Besar bibit tersebut menentukan berapa banyak 'keturunan' yang dapat diperoleh. Hasil budi daya ini baru dapat berbunga setelah kira² 3 tahun.

Kelangkaan Tulip inilah yang membuat banyak orang berspekulasi. Karena bibit bunga Tulip hanya berada diatas tanah antara Juli dan November dalam setahun, sementara sisanya hampir selalu berada dalam tanah, maka mereka melakukan transaksi tanpa bukti kepemilikan yang dikenal sebagai windhandel yg berarti perdagangan angin di Pub². Ini merupakan cikal bakal Future Market yang kemudian menjadi Bursa di Amsterdam, Rotterdam, Haarlem serta di beberapa kota lagi. Sebetulnya Windhandel dilarang sejak tahun 1610, tetapi otoritas tidak memberikan sanksi bagi pelaku, hanya kontraknya dianggap tidak sah. Oleh karenanya pada masa itu pelaku pasar ini biasanya bukan trader serius, tapi lebih rakyat biasa yang ingin cepat kaya.

Pada masa itu, pendapatan rata² per tahun di Belanda sekitar 150 gulden. Sementara itu harga satu bibit Semper Augustus di tahun 1623 1000 gulden,dan terus naik sampai puncaknya pada Februari 1637 terjual seharga 6700 gulden (setara dengan $50.000 tahun 1990), kira² seharga herenhuis, rumah ditepi kanal, beserta halamannya di Amsterdam!

Sudah barang tentu harga yang amat tinggi ini tidak mencerminkan realitas. Sebagian orang mulai secepatnya menjual Tulip miliknya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Keadaan ini menyulut kepanikan massa. Orang berlomba-lomba memindah tangankan kontrak kepemilikan bunga ini dan harga Tulip pun jatuh hingga hampir senilai dengan bawang bombay biasa di tahun 1637. Tulipomania pun berakhir, gelembung itu pecahlah sudah.

Akibat kehancuran ini, warga Belanda sempat kemudian menjadi amat konservatif dalam melakukan investasi.


tulips

Sunday, March 13, 2005

Locks of Love

let's donate something!

It was no smoking day last Wednesday. I was going to post something, but I was busy, so here it goes:

I don't think I'm fully recovered from the fact that I lost my grandfather to cancer almost 8 years ago. He used to smoke a lot for years until they diagnosed him with long cancer almost 20 years ago. After quitting smoking and having a surgery to remove part of his cancerous lungs, he was on remission for years. That was until about end March 1997 when they diagnosed him once again with cancer, that time it was bone cancer which was soon metastases toward his brain and eventually ended his life mid June 1997.

The last time I tried talking to my grandfather while he was coming in and out of coma, he was coughing so hard and sounded so painful. Until now I can still hear the sound of his cough on his death bed in the back of my mind. It was one of the most excruciating moments in my short life. A defining moment. I guess that's why I nag those who are smoking to quit their bad habit. I don't want to be in that situation again.

On the lighter side, as cancer was so close to home, last year I decided to grow my hair and am going to donate it to the Locks of Love. It's a US non-profit organization that provides hairpieces to financially disadvantaged children who are suffering from long-term medical hair loss, such as cancer. As you know, having a hairpiece in that situation can help booster one self-esteem & confidence.

I would like to urge you guys to either quit smoking, or help out cancer patients (and their love ones) in any way you possibly can, or better yet: do BOTH. For that, I thank you.

Friday, March 04, 2005

WARNING: Do not click the 'next blog' button!

Although many of you reached this site thru clicking the 'next blog' button, I urge you not to do it. Because, according to Cnet, clicking the button could exposed your computer to pop-up ads that can deliver malicious code to your computer.

The use of Javascript code from iWebtunes.com for adding song to your site also create a similiar problem.

Wednesday, March 02, 2005

Weather...

It's officially spring in The Netherlands but it's been snowing all day outside my window. Some offices and schools in the northern part of the country is closed due to heavy snow, it's something you don't see very often in this part of the world. It is said that we have the biggest snow fall in the last 50 years!

Summer 2003, was the second hottest summer of the century in Holland, and last year's summer was also amongst the top ten hottest summer of the century.

The ice in Arctic and Antarctic is continue melting...
the sea level is rising and some tiny islands in the Pacific is drowning...

Our climate is changing...
and yet some of the world leaders refuse to do anything... Not even to sign Kyoto Protocol!
Mind you, signing the protocol is only one step to begin a long journey that we need to make in order to fight climate changing. If we couldn't do it, what would happen with our climate in, say,50 years from now?