Friday, November 05, 2004

Kebebasan Berpendapat

"Think for yourselves and let others enjoy the privilege to do so too."
Essay on Tolerance-Voltaire


Beberapa hari terakhir marak lagi diskusi tentang kebebasan berpendapat di media massa Belanda. Pasalnya Selasa lalu sutradara Theo van Gogh dibunuh ketika bersepeda menuju tempat kerjanya di Amsterdam.

Belum lama ini Theo bersama Ayan Hirsi Ali, ex-muslim Somalia yg kini menjadi politikus partai VVD, membuat film berjudul Submission. Film ini, dari clip yg saya sudah lihat, isinya tentang kekerasan rumah tangga dalam keluarga muslim. Di sana ada perempuan berjilbab yang bercerita tentang hidupnya sementara ketika sebagian tubuhnya disorot tanpa sehelai benang terdapat tulisan ayat Al Quran yang berhubungan dengan perempuan. Tentunya bisa dimaklumi kalau kaum muslim banyak ygtersinggung karenanya.
Menurut wawancara dengan Ayan, ia ingin merubah pemikiran muslima yang seringkali posisinya sebagai korban. Terlebih menurutnya, hal ini diperkuat oleh Al Quran.

Karena film ini dan tulisan-tulisannya, van Gogh dibunuh oleh seorang radikal Islam yang berpasport ganda. Maka Belanda pun geger! Bagaimana mungkin kebebasan berpendapat yg selama ini dijunjung tinggi oleh warga Belanda dibalas oleh pembunuhan? Apakah artinya pendatang (allochtone) tidak bisa menerima norma & value Belanda?

Apakah kebebasan berpendapat artinya kita bisa berkata semau kita? Menurut saya, kebebasan berpendapat harus ada batasnya. Bila hanya semata mata menjujung kebebasan maka mereka yang "melewati batas" tidak mendapat konsekuensi. Saya rasa ini yang dirasakan oleh si pembunuh. Ia merasa tersinggung oleh Theo yang sering mengeluarkan pendapat negatif tentang Islam, dan sayangnya akhirnya ia memilih main hakim sendiri dan membunuh Theo di bulan Ramadan.

Yang menurut saya aneh, akhir2 ini ada kesan berat sebelah di masyarakat Belanda. Contohnya, kalau imam berceramah bahwa homoseksual itu salah, dan sebagainya. Semua ribut, alasannya imam itu tidak bisa menerima value Belanda. Tapi kalau orang seperti Ayan, van Gogh, menjelekkan Islam, dikatakan kebebasan berpendapat. Jadi sebetulnya kebebasan berpendapat itu dibatasi atau tidak sih maunya mereka??? Kalau ngga ada batasnya, artinya mereka harus bisa menerima pendapat si Imam, dan mereka yg muslim pun harus mau menerima pendapat orang2 seperti van Gogh. Fair kan?

No comments: