Wednesday, November 24, 2004

Dag Sinterklaasje, Dag Zwarte Piet

tribute to Sint Nicolaas

Sinterklaas kapoentje,
Gooi wat in mijn schoentje,
Gooi wat in mijn laarsje,
Dank je Sinterklaasje!



Demikian lagu anak Belanda yang terdengar dimana-mana akhir² ini. Tiap tahun di pertengahan November, Sinterklaas, yg juga dikenal sebagai Sint Nicolaas, datang bersama gerombolan Zwarte Piet ke Belanda dari Spanyol. Mereka tinggal di Belanda sampai perayaan Sinterklaas (Sinterklaasavond) berlangsung tanggal 5 Desember sebelum kembali ke Spanyol esok harinya. Yang menarik, kedatangan Sinterklaas disambut resmi oleh walikota setempat, lengkap dengan sambutan dan acara hiburan. Bahkan televisi Belanda pun mengudarakan siaran berita khusus tentang Sinterklaas selama keberadaannya di Belanda. Selain itu pada tanggal 5 Desember kantor² tutup lebih cepat agar para orang tua dapat bersama² anaknya merayakan Sinterklaas di rumah


Walikota Opstelten
Di Belanda, selama kedatangan Sinterklaas anak² menaruh wortel/rumput di dalam sepatunya setiap malam sebelum tidur sebagai hadiah untuk kuda putih milik Sinterklaas yang bernama Schimmel. Mereka juga menyelipkan karya mereka berupa gambar atau puisi untuk Sinterklaas dan menyanyikan lagu tentang sang Santo. Esoknya, mereka menemukan hadiah kecil dari Sinterklaas berupa permen, mainan kecil, atau kue² seperti peppernoten, taai-taai, serta marsepein.

Seperti halnya perayaan Valetine, perayaan Sinterklaas merupakan gabungan antara tradisi Pagan dan tradisi Kristen. Dalam tradisi Pagan Eropa Utara dipercaya adanya figur magis yg memberi imbalan pada anak sesuai dengan tingkah lakunya. Dalam tradisi Kristen, Sint Nicolaas dikenal sebagai pelindung pelaut, pedagang, gadis yang belum menikah, sampai pelindung Rusia dan Yunani. Walaupun terkenal, keberadaan Sint Nicolaas tidak dapat dibuktikan oleh sejarah. Menurut kepercayaan, ia hidup sebagai biskop di Myra, Turki pada abad keempat dan terkenal baik hati dan penolong. Oleh karenanya, Sinterklaas digambarkan menunggangi kuda menggunakan baju biskop lengkap dengan topinya yg berwarna merah.



Zwarte Piet

Mengapa dalam tradisi Belanda Sinterklaas berasal dari Spanyol? Menurut sementara orang karena Belanda pernah dikuasai Spanyol yang Katolik, karena Sint juga katolik, maka disimpulkan Sinterklaas juga berasal dari Spanyol. Sebagian orang menerangkan Sint pernah hidup di bagian Italia yang dulu berada dibawah kekuasaan Spanyol.

Zwarte Piet (Black Peter) digambarkan oleh sebagian orang sebagai budak yg telah merdeka, atau kaum Mores yg bertugas membantu Sinterklaas membagikan hadiah ke anak yang baik, memberikan batu bara atau kentang ke anak yang nakal. Sebagian orang lagi menggambarkannya sebagai tukang pembersih cerobong, maka dari itu kulitnya legam oleh abu. Mereka ini yang menyelinap ke dalam rumah melalui cerobong untuk menaruh kado dari Sint.

Kebiasaan² ini kemudian dibawa ke Amerika oleh imigran Belanda sekitar abad ke-17 dan berkembang menjadi Santa Claus, yg hadir pada malam Natal dan posisi Zwarte Piet digantikan oleh kurcaci.

Hari Sinterklaas juga diperingati di Belgia dan di Jerman pada tanggal 6 Desember sebagai hari Sint Nicolaas. Dulu, terutama jaman kolonial, perayaan ini juga dapat ditemui di Indonesia. Bedanya, di Indonesia anak kecil selalu diancam akan dibawa oleh Zwarte Piet setelah dipukul sapu bila tidak mau nurut. Sementara di Belanda anak kecil hanya diberi bongkah batu bara bila nakal. Kalau dipikir pikir, kejam juga ya orang tua di Indonesia dalam blackmailing anaknya. Kebayangkan traumanya si anak yg merasa nakal...cemas akan dibawa Zwarte Piet dalam karungnya ke negeri Antah berantah yang jauh. Belum lagi kemungkinan 'bibit' rasis yg tertanam pada anak akan orang hitam, sejalan dengan konotasi orang hitam = Zwarte Piet yg tugasnya menyetrap anak; sementara si bule itu baik, soalnya Sinterklaas yg bule itu memberi hadiah.



Stoomboat
Di Belanda sendiri akhir² ini mulai ada suara yg keberatan dengan adanya Zwarte Piet karena alasan rasial. Tapi mayoritas menerima fenomena Zwarte Piet sebagai bagian dari tradisi tanpa tendensi rasial. Di sekolah² yg mayoritasnya kulit berwarnapun acara Sinterklaas lengkap dengan Zwarte Pietnya dirayakan meriah. Di jalan dan di mal sering kita temui banyak Zwarte Piet yang mengumpulkan sumbangan atau melakukan promosi bagi produk tertentu. Jadi 'image' anak Belanda akan Zwarte Piet pun tidak hanya negatif.

Terlepas dari diskusi Zwarte Piet itu bentuk dari diskriminasi atau bukan, jangan lupa menyiapkan sepatu dengan wortel...siapa tau Sinterklaas mampir!

Dag Sinterklaasje dag dag
Dag dag Zwarte Piet
Dag Sinterklaasje dag dag
Luister naar ons afscheidslied

2 comments:

Pojok Hablay said...

inget pengalaman pertama kali sinterklaas dag, kaget! gila, kok bisa sampe dibikin libur nasional. seneng banget, terutama pas dapet coklat inisial namaku. seneng banget. mmm, mudah2an bisa maen maen lagi kesana. hiks

Anonymous said...

wah itu tidak seberapa dibanding dipaksa jadi zwarte piet as it happened with yours trully untuk ngumpulin sumbangan. Udah gitu diteriakin 'pinda!' sama org hindustan.. :D