Thursday, February 24, 2005

Marshall Plan

Pernah dengar tentang Marshall Plan? Kalau belum, saya ceritain sedikit ya...

Setelah perang dunia kedua, Eropa membutuhkan suntikan dana untuk dapat bangkit kembali. Diawali oleh pidato Sekretaris Negara Amerika Serikat, George Marshall di Harvard pada musim panas 1947, maka disusun program untuk membantu 17 negara Eropa.

Sebenarnya program ini akan diberikan seluruh negara Eropa, tapi dengan mundurnya Uni Sovyet dan negara² dibawah pengaruhnya, hanya 17 negara Eropa Barat yang menikmatinya yaitu Austria, Belgia, Denmark, Prancis, Yunani, Islandia, Irlandia, Italia, Luxembourg, Belanda, Norwegia, Portugal, Swedia, Swiss, Turki, kerajaan Inggris, dan Jerman Barat. Indonesia sendiri juga merasakan bantuan Marshall Plan, karena hingga Desember 1949 Belanda masih memandang Indonesia sebagai bagiannya.

Salah satu tujuan Amerika memberikan dana ini sebenarnya juga untuk mengurangi pengaruh komunis pada orang² yang tidak bekerja dan/atau miskin di Eropa setelah perang usai.

Program yang dibawahi oleh Paul Hoffman ini berlangsung antara April 1948 dan Desember 1951 dan berjumlah $13 trilyun dalam bentuk bantuan ekonomi, perbaikan industri dan agraria, serta perdagangan. Untuk koordinasinya dibentuk Committee of European Economic Cooperation yang diketuai Inggris.

Hasil dari Marshall Plan ini amat baik, rata² terjadi kenaikan gross national product sebanyak 15-25%. Oleh karenanya, Presiden Truman meluaskan program ini sehingga negara² yang masih kurang berkembang seperti Indonesia juga memperolehnya.

4 comments:

dwiAgus said...

menarik juga tujuan US waktu itu. Komunime memangnya berakar lebat dalam area kemiskinan dan pengangguran yah?

Anonymous said...

komunisme mana dulu yah... karena komunisme yg beredar dari China beda dengan yg dari Rusia, dan dua-duanya berbeda dgn komunisme awal yg diteriakkan Karl Marx. Tapi jelas komunisme memang ada dari utopia keinginan memberi suara kepada kaum buruh. Kalo mo melakukan pendekatan simplistik, komunisme itu kan sama rata sama rasa (sorry nih Marx). Bukan kapital yg bicara, karena Marx muak dengan masyarakat Eropa pada umumnya dan Jerman pada khususnya saat itu. Adam Smith cerita bahwa asal mula hukum diciptakan pun dengan tujuan melindungi kaum pemilik modal (The Wealth of Nation). Itu ideologinya, tapi prakteknya sering kali lain lho! Di negara-negara komunis pun terjadi akumulasi modal oleh golongan yang berkuasa. Jadi kesimpulannya, Anda boleh pake buat diskusi tuhhhh...

triesti said...

Kalau baca Manifestonya Marx dan Engels, emang tujuannya tuh kayaknya asyik.. semua sama makmur, tapi mereka ngga ngomongin gimana praktisnya ttg pembuatan keputusan ekonomi. Disini masalahnya.

Prakteknya ya tergantung sapa yg interpretasi, kalau Lenin jadinya ya kayak di Russia awal2 revolusi, berikutnya ya suka² yg jadi pemimpin. Di Cina sama juga kasusnya. Cuba, sama juga... biar pendidikan & kesehatan gratis (ini yg selalu didengungin di Indonesia), tapi gaji tukang pel sama gaji dokter sama... mau ngga? Gue sih OGAH. Kalau gue cuma tukang pel kali mau.. org gajinya jadi sama dgn dokter.. dokternya apa mau udah sekolah susah² gajinya sama dgn tukang pel?

illuminationis said...

makanya namanya utopia hehehe, mimpi terusss