Wednesday, February 02, 2005

Tea - a mirror of soul

at

Bukan, saya bukan mau bercerita tentang minuman, tapi film yang baru saja world premiere di Rotterdam Film Festival yang sedang berlangsung. Film karya Frank Scheffer ini dibuat berdasarkan opera Tea karya Tan Dun, seorang komposer Cina yang beken dengan soundtrack Couching Tiger Hidden Dragon serta Hero.

Selain wawancara baik dengan Tan Dun, Xu Ying sang librettist (penulis teks Opera) maupun Pierre Audi sang sutradara opera, film ini juga menampilkan upacara meminum teh Jepang, Wayang Cina dan pemandangan yang ada hubungannya dengan (pembuatan) teh serta tentunya opera Tea itu sendiri. Opera Tea bercerita tentang pangeran Seikyo dari Jepang yang jatuh cinta dengan putri Lan dari dinasti Tang di Cina. Sayangnya hubungan cinta keduanya terputus saat Lan terbunuh ketika mencoba menghentikan duel memperebutkan buku Wisdom of Tea antara kakaknya dan sang kekasih. Seikyo yang patah hati akhirnya menjadi biarawan yang di hari tuanya minum teh dari cawan yang kosong.

Teh sebagai metafor hidup digambarkan membutuhkan dua elemen yang bertolak belakang, api dan air, yang harus seimbang. Bila terlalu banyak api, maka daun teh akan terbakar; sementara bila kurang api atau panasnya, maka daun teh tersebut akan tidak terbuka. Sederhana tapi mengena.

Seperti film² yang ada hubungannya dengan Tan Dun, soundtrack film ini indah sekali, seimbang antara unsur barat dan timurnya, dengan sekelumit suara organik seperti suara air, kertas, serta keramik yang memberikan rasa yang khas Tan Dun. Sayangnya, ada kesan film ini dibuat tergesa-gesa, kejar tayang pada IFFR, asal tau saja ini satu²nya film yang tidak di screening terlebih dahulu oleh panitia penyelenggara! Mungkin bila dipoles lagi secara visual film ini akan lebih indah. Menurut saya, terutama pada scene-scene outdoor warnanya nanggung, kurang sexy. Warnanya kurang keluar, bila dibanding scene indoor-nya. Entah itu sengaja atau tidak saat post production, yang kalau tidak salah ingat dikerjakan di Belanda, yang jelas bagi saya itu mengganggu mata walaupun montagenya keren.

Sebagai suatu paket, film Tea yg diproduksi Allegri Film amat menarik, dan patut ditonton

4 comments:

illuminationis said...

Tan Dun ganteng lagi, cowo idaman Triesti yak? Pokoke pas, ya pinter ya matang dalam filsafah hidup *winks*

triesti said...
This comment has been removed by a blog administrator.
triesti said...

bukannya idaman bersama, Shin? ;)

triesti said...
This comment has been removed by a blog administrator.