Sunday, December 12, 2004

The Kiss - Auguste Rodin

Love has led us to a unique death

Pernah mendengar tentang pematung Rodin atau paling tidak pernah melihat karyanya seperti "The Thinker"? Francois Auguste Rene Rodin (1840-1917) adalah pematung terkenal dari Prancis yang termasuk amat berpengaruh di akhir abad XIX, awal abad XX.

Awalnya, biarpun sempat mengenyam sekolah decorative arts di Paris, ia mengalami masalah belajar di sekolah. Sampai², lamarannya ditolak tiga kali oleh Sekolah Senirupa yang top, Ecole de Beaux-Arts. Akhirnya ia bekerja sebagai pembuat dekorasi dari batu.

Baru pada saat ia berusia 35 tahun, kehidupannya berubah. Ia pergi ke Itali untuk belajar lebih banyak tentang karya Michaelangelo yang merupakan idolanya. Di Florence ia amat terkesima melihat pintu katedral disana, yang dinamai oleh Michaelangelo "Gate of Paradise" karya Lorenzo Ghiberti. Dari perjalanan ini lahir karyanya "The Age of Bronze" yang amat kontroversial. Karyanya ini amat realistis sehingga banyak kritikus yang tidak percaya bahwa Rodin tidak membuat cetakan dari modelnya. Ia harus mengajukan saksi bahwa ia membuat patungnya sendiri. Karena kontroversi ini nama Rodin menjadi terkenal.

Tak lama kemudian Rodin mendapat tugas dari pemerintah Prancis untuk membuat pintu bakal "Museum of decorative arts" di Paris yang sayangnya akhirnya tidak jadi dibangun. Rodin membuat "Gate of Hell" yang diilhami oleh "Divine Comedy" karya Dante, terutama yang berkaitan dengan teror dan lautan api inferno. Sampai sekarang Pintu setinggi 7,5 meter yang tidak pernah usai setelah 15 tahun digarap ini dapat dikagumi di museum Rodin yang juga dikenal sebagai Hotel Biron dekat Hotel Des Invalides di Paris.

Banyak karya Rodin yang terkenal dapat pada awalnya dimaksudkan menjadi bagian ornamen di "Gate of Hell", diantaranya "The Thinker" dan "The Kiss". "The Kiss" sendiri akhirnya tidak jadi ditaruh disana karena menurut Rodin bukan pada tempatnya untuk menaruh "kegembiraan" sebagai bagian dari "gate of hell".

Patung "The Kiss" atau "Le Baiser" diilhami pasangan karakter dalam "Divine Comedy:Inferno"-nya Dante, Paolo Malatesa dan Francesca da Rimini. Di akhir abad 19 di Prancis, kedua tokoh ini posisinya sejajar dengan Romeo & Juliet-nya Shakespear. Kisah mereka merupakan kisah cinta tak sampai. Francesca dinikahkan dengan adik dari Paolo, karena Paolo sendiri telah menikah. Tapi pasangan ini selalu berusaha bertemu sembunyi sembunyi sampai suatu hari mereka bertemu untuk terakhir kalinya. Saat itu mereka baru saja selesai membaca buku, kemudian Francesca dan Paolo berciuman. Sayangnya saat berposisi sedemikian intim mereka tertangkap basah oleh suami Francesca yang juga adik dari Paolo, dan mereka dibunuhnya.

Yang menarik, Rodin yang taat pada aliran klasik ini menggambarkan pasangan ini telanjang dengan sentuhan modern. Patung ini dibuat sedemikian rupa sehingga tampak Francesca yang memulai, sesuatu hal yang amat modern untuk jaman itu. Hal ini dapat dilihat dari posisi tangan kirinya yang merengkuh kepala Paolo, posisi kakinya yang "agak terbuka", badannya tampak relax. Bandingkan dengan posisi Paolo yang kaku, tangan kanannya hampir tidak menyentuh paha Francesca, seakan akan ia kaget. Sementara tangan kirinya masih memegang buku tentang Lancelot dan Guinevere yang hampir terjatuh. Perhatikan pula posisi kaki kiri Francesca yang berada diatas kaki Paolo seakan siap untuk merubah posisinya menjadi lebih comfortable.

Cara Rodin bekerja adalah dengan menggunakan model yang diposisikan sedemikian rupa sehingga sinar berada dibelakang mereka dan profile model tampak jelas. Kemudian Rodin dan modelnya merubah posisi mereka sehingga tampak profile dari sisi lain, dan Rodin membuat patung teracota dari apa yang ia lihat.

Pada masa pembuatan patung "The Kiss" ini Rodin beristrikan Rose Beuret yang dikenalnya sejak 1864. Tapi saat itu ia mempunyai murid pematung bernama Camille Claudel yang juga menjadi kekasihnya selama sepuluh tahun. Mereka saling mengilhami, dibuktikan dengan karya mereka yang penuh gairah misalnya "Eternal Spring" dan "Eternal Idol" karya Rodin, serta "Sakuntala" karya Claudel. Oleh karenanya diduga patung "The Kiss" merupakan karya yang diilhami Claudel, atau didedikasikan untuknya. Tapi dari penelitian lebih lanjut ternyata research mengenai patung ini sudah dimulai oleh Rodin dua tahun sebelum ia bertemu dengan Claudel. Pada masa itu Rodin banyak bekerja sama dengan sebuah keluarga Itali, salah satunya menghasilkan karya "Crouching woman" yang posisinya amat intim. Tampaknya model tersebutlah yang mengilhami Rodin dalam membuat "The Kiss".

The Age of Bronze,Crouching woman,The Thinker

Tampaknya obsesi Rodin akan kematian dan seks disalurkannya dalam karya²nya. Di "The Kiss" posisi wanita sebagai femme fatale amat sesuai dengan pandangan saat itu dimana penyakit kotor sifilis merajalela sehingga saat itu wanita diasosiasikan dengan kematian.

Pada awalnya Rodin tidak membuat patung ini dengan marmer, tapi dengan plaster dan dipamerkan pertama kali di Brussel tahun 1887. Kemudian Rodin mendapat tugas membuat patung marmer "The Kiss" sebagai showcase untuk Paris Exposition tahun 1889. Sayangnya karena pemahat marmer yang direkrut oleh Rodin sakit (Rodin jarang memahat sendiri patungnya), karya ini tidak selesai tepat waktu dan yang akhirnya menjadi bintang Paris Exposition itu, seperti yang kita ketahui, adalah Menara Eiffel. "The Kiss" kemudian diterlantarkan selama beberapa tahun. Sampai tahun 1900 ketika Rodin ditugaskan membuat patung penyair "Balzac" yang hasilnya kurang bagus. Sebagai pelipur lara bagi kritikus, "The Kiss" ia selesaikan dan tampilkan bersama.

Diseluruh dunia terdapat tiga patung marmer "The Kiss", di Paris, di London dan di Kopenhagen. Dari ketiga patung ini, boleh dibilang yang paling banyak sejarahnya adalah patung yang sekarang ada di Tate Gallery di London.

Rodin membuat patung ini atas pesanan dari E.P. Warren, orang kaya Boston yang memintanya secara spesifik untuk membuat bagian genital Paolo serealistis mungkin. Hal ini mungkin dipengaruhi karena Warren homoseksual, tapi ini tidak terlalu dipenuhi oleh Rodin.

Setelah selesai ternyata patung seharga seribu poundsterling pada masa itu, terlalu besar untuk ditaruh didalam rumah Warren di Lewes, Inggris. Kemudian dipinjamkan ke balaikota Lewes. Ketika Warren wafat, patung ini di lelang seharga 5000 pounsterling, tapi akhirnya patung ini ternyata tidak laku. Akhirnya dikuasai oleh kota Cheltenham yang kemudian dipinjamkan dan akhirnya dibeli oleh Tate Gallery di London.

Sampai saat ini, patung "the Kiss" ,yang menunjukkan keindahan cinta secara fisik, selain merupakan sumber inspirasi bagi sesama artis masih menimbulkan kontroversi. Salah satunya ketika beberapa tahun lalu sebuah sekolah menengah Mormon di Amerika memboikot patung ini karena dirasa terlalu intim dan cenderung pornografi.

Pada tahun 2003, Cornelia Parker menutup sebagian patung ini dengan tali sepanjang 1 mil, dengan bubatan kencang dibagian kepala dan semakin longgar di bagian badan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra. Seorang seniman bernama Butler mengumpulkan 15 pasangan dan mereka berciuman disekitar patung ini sementara Butler menggunting tali yang mengikat "the Kiss" sebagai aksi protes atas "perusakan" karya Rodin oleh Parker. Butler kemudian ditangkap dan diberi peringatan.


sumber: BBC, Internet, Museum Rodin
note: I've posted this article before at sdf.or.id

2 comments:

Pojok Hablay said...

gue inget, di R'dam pernah ada patungnya persis di taman di depan CS, duh, gue udah lupa gini ya nama-nama tempat di R'dam, gue gak inget apakah itu patung pinjeman karena acara European Cultural Capital atau memang terus ada disana.

triesti said...

Hmm.. kayaknya ngga yang asli punya Rodin deh.. Soalnya kalau asli pasti rame beritanya. Ini patung udah sering ditiru koq... kalau di depan CS situ kan emang banyak patung disepanjang pinggir kali. Lagian kalau di taruh disitu yang asli, apa ngga bakal di rusak sama junkies? Patung disitu yg aku suka tuh yg bear, lupa sapa yg bikin.